Senin, 05 April 2021

Budidaya Manggis

Posted by Studi on April 05, 2021 with No comments

Manggis (garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah tropik yang banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia dan Internasional. Tidak mengherankan kalau buah manggis mendapat julukan sebagai ratu buah tropis / Queen of Fruit karena keistimewaan dan kelezatan serta tekstur daging buah yang dimiliki. Julukan lain untuk manggis ini adalah Nectar of Ambrosie, Golden Apples of Hesperides dan Finest Fruit in the World.

1. Sejarah Singkat

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).


2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi botani pohon manggis adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L

Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok merekomendasikan tiga klon manggis, yaitu:

  1. Kelompok besar: panjang daun>20 cm; lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9 mm; diameter buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan 1 butir.
  2. Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10 cm; ketebalan kulit buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5 cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap tandan 1-2 butir.
  3. Kelompok kecil: panjang daun<17 berat="" buah="" cm="" diameter="" gram="" ketebalan="" kulit="" lebar="" mm="" tandan="" tiap="">2 butir.
3. MANFAAT TANAMAN

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.

4. SENTRA PENANAMAN

Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.

5. SYARAT TUMBUH

5.1. Iklim

Dalam budidaya manggis, angin berperan dalam penyerbukan bunga untuk tumbuhnya buah. Angin yang baik tidak terlalu kencang.
Daerah yang cocok untuk budidaya manggis adalah daerah yang memiliki curah hujan tahunan 1.500–2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Temperatur udara yang ideal berada pada kisaran 22-32°C.

5.2. Media Tanam

Tanah yang paling baik untuk budidaya manggis adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya manggis adalah 5–7.
Untuk pertumbuhan tanaman manggis memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50–200 m

5.3. Ketinggian Tempat

Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji baru berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga pada umur 5-7 tahun.

1) Persyaratan Benih
Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah Biji yang akan dijadikan benih diambil dari buah tua yang berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2 segmen yang berbiji, tidak rusak, beratnya minimal satu gram dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil dari pohon yang berumur sedikitnya 10 tahun.
Untuk pembuatan bibit dengan cara sambungan diperlukan batang bawah dan pucuk (entres) yang sehat. Batang bawah adalah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan diameter batang 0.5 cm dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan.

2) Penyiapan Benih
Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dalam air bersih selama 1 minggu (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir dan jamur terbuang. Biji akan mengelupas dengan sendirinya dan biji dicuci sampai bersih. Celupkan biji kedalam fungisida Benlate dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit. Keringanginkan biji di tempat teduh selama beberapa hari sampai kadar airnya 12-14%.
Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu buku) yang masih berdaun muda berasal dari pohon induk yang unggul dan sehat. Dua minggu sebelum penyambungan bagian bidang sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat pengatur tumbuh Adenin/Kinetin dengan konsentrasi 500 ppm untuk lebih memacu pertumbuhan.

3) Teknik Penyemaian Benih
Perbanyakan dengan biji dalam bedengan Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah kedalam 30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah dan bahan organik halus (3:2:1) dengan merata. Persemaian diberi atap jerami/daun kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm dan sisi Barat 10-125 cm. Benih ditanam di dalam lubang tanam berukuran 10 x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris 5 cm pada kedalaman 0,5-1,0 cm. Tutup benih dengan tanah dan selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni basah atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari, diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dalam polybag ukuran 20 x 30 cm berisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang (1:1). Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam dilapangan/dijadikan batang bawah pada penyambungan.
Penyemaian dan pembibitan di dalam polybag berukuran 20 x 30 cm. Satu/dua benih disemai di dalam polybag 20 x 30 cm yang dasarnya dilubangi kecil-kecil pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa campuran tanah halus, kompos/pupuk kandang halus dan pasir (1:1:1). Simpan polybag di bedengan yang sisinya dilingkari papan/bilah bambu agar polybag tidak roboh. Persemaian disiram 1-2 hari sekali dan diberi urea dan SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap bulan. Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam di lapangan atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.

Perbanyakan dengan penyambungan pucuk : Adapun cara penyambungan pucuk adalah sebagai berikut:

  • Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher lalu buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
  • Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
  • Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah batang bawah.
  • Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali rafia. Pembalutan dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan dengan kuat.
  • Tutupi hasil sambungan dengan kantung plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah 2-3 minggu penutup dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan yaitu pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur 6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
  • Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi gulma.
Perbanyakan dengan penyambungan susuan Adapun cara penyambungan susuan adalah sebagai berikut:
  • Pilih pohon induk yang produktif sebagai batang atas.
  • Siapkan batang bawah di dalam polibag dan letakan di atas tempat yang lebih tinggi daripada pohon induk.
  • Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk untuk bahan cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan batang bawah.
  • Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter batang sepanjang 5-8 cm.
  • Sayat pula cabang entres dengan cara yang sama.
  • Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali rafia.
  • Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
  • Pelihara pohon induk dan batang bawah di dalam polibag dengan intensif.
  • Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang atas (entres) dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan tali. Bibit susuan yang baru dipotong segera disimpan di tempat teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh tunas baru. Pada saat ini bibit siap dipindahtanamkan.

6.2. Pengolahan Media Tanam

Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
Pembukaan Lahan
Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
Pengaturan Jarak Tanam : Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:

  • segi tiga sama kaki.
  • diagonal.
  • bujur sangkar (segi empat).
Pemupukan : Bibit ditanam di musim hujan kecuali di daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 dan 200 gram KCl ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah.

6.3. Teknik Penanaman

1) Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dalam (galian ke dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi.

2) Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yang benar adalah sebagai berikut:

  • Siram bibit di dalam polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan dengan mudah.
  • Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
  • Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah sampai batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan.
  • Siram sampai tanah cukup lembab.
  • Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanyaitu dua kali dalam setahun.

2) Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang bersih dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas pangkasan dengan ter.

3) Pemupukan
Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah:

  • Pohon berumur 6 bulan dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak 200-250 gram/pohon.
  • Pohon berumur 1-3 tahun dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700 gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang diberikan dalam dua sampai tiga kali.
  • Pohon berumur 4 tahun dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36 dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah 40 kg/pohon pupuk kandang. Pupuk ditaburkan di dalam larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan dan lubang sekitar 10-20 cm sedangkan jarak antar lubang sekitar 100-150 cm.

4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman yang berumur di bawah lima tahun memerlukan ketersediaan air yang cukup dan terus menerus sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali. Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.

5) Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah di sekeliling batang yang masih kecil untuk menekan gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi penguapan air.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama
Ulat bulu
Hama ini melubangi daun.
Pengendalian: (1) menjaga sanitasi lingkungan dan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) penyemprotan insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

7.2. Penyakit
Bercak daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp.
Gejala: bercak pada daun yang tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi atas dan bawah daun (Gloesporium sp.).
Pengendalian: mengurangi kelembaban yang berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan 250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

Jamur upas
Penyebab: Corticium salmonicolor Berk.et Br.
Gejala: cabang/ranting mati karena jaringan kulit mengering.
Pengendalian: memotong cabang/ranting, mengerok kulit dan kayu yang terserang parah dan mengolesi bagian yang dipotong dengan cat, atau disemprot dengan Derosal 60 WP 0.1-0.2 %.

Hawar benang
Penyebab: jamur Marasmius scandens Mass Dennis et Reid.
Gejala: miselium jamur tumbuh pada permukaan cabang dan ranting membentuk benang putih yang dapat meluas sampai menutupi permukaan bawah daun.
Pengendalian: menjaga kebersihan dan memangkas daun yang terserang.

Kanker batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa ribis.
Gejala: warna kulit batang dan cabang berubah dan mengeluarkan getah.
Pengendalian: perbaikan drainase, menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yang sakit;
penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang, Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya.

Hawar rambut
Penyebab: jamur Marasmius equicrinis Mull.
Gejala: permukaan tanaman manggis ditutupi bentuk serupa benang berwarna coklat tua kehitaman mirip ekor kuda.
Pengendalian: sama dengan kanker batang.

Busuk buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia theobromae Penz.
Gejala: diawali dengan dengan membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh bagian buah sehingga kulit buah menjadi suram.
Pengendalian: sama dengan kanker batang.

Busuk akar
Penyebab: jamur Fomes noxious Corner.
Gejala: akar busuk dan berwarna coklat.
Pengendalian: sama dengan kanker batang

8. PANEN

8.1. Ciri dan Umur Panen

Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :

  • Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
  • Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
  • Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
  • Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
  • Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-65 mm.
  • Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.
  • 8.2. Cara Panen

    Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah pohon hutan yang umurnya dapat lebih dari 25 tahun.

    8.3. Periode Panen

    Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun berikutnya.

    8.4. Perkiraan Produksi

    Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yang dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah

    9. PASCAPANEN

    Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman.
    Penyortiran dan Penggolongan : Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang busuk dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
    Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33 hari.

    10. STANDAR PRODUKSI

    10.1. Ruang Lingkup

    Standar ini meliputi diskripsi,klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan.

    10.2. Diskripsi

    Standar mutu buah manggis tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01–3211-1992.

    10.3. Klasifikasi dan Standar Mutu

    Terdiri dari 3 jenis mutu, yaitu mutu super, mutu I, mutu II.
    Keseragaman: mutu super=seragam; mutu I=seragam; mutu II=seragam.
    Diameter: mutu super>65 mm; mutu I=55–56 mm; mutu II<55 br="" mm.=""> Tingkat keseragaman: mutu super=segar; mutu I=segar; mutu=II segar.
    Warna kulit: mutu super hijau; mutu I=kemerahan s/d merah; mutu II=muda mengkilat
    Buah cacat atau busuk (jumlah/jumlah): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
    Tangkai dan atau kelopak: mutu super utuh, mutu I utuh, mutu II utuh
    kadar kotoran (b/b): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu II=0%
    Serangga hidup dan atau mati :mutu super=tidak ada; mutu I=tidak ada; mutu=II tidak ada.
    Warna daging buah: mutu super=putih bersih; mutu I=khas manggis putih; mutu II=bersih khas manggis

    Untuk pengklasifikasian dilakukan pengujian diantaranya adalah:
    a) Penentuan ukur diameter
    Ukur setiap panjang garis tengah yang tegak lurus pada tinggi buah manggis segar dari seluruh contoh uji dengan menggunakan alat pengukur diameter yang sesuai. Pisahkan sesuai dengan ketentuan penggolongan yang dinyatakan dalam standar yaitu>65 mm; 55–65 mm; <55 br="" mm.=""> b) Penentuan buah cacat dan atau busuk pada buah manggis segar.
    Hitung jumlah seluruh contoh uji buah segar, amati satu persatu dari buah yang bersangkutan dari secara visual dan organoleptik serta pisahkan buah yang cacat/busuk sesuai dengan jenis cacat dan batasan busuk sebagai berikut:

    Buah cacat cuaca dan mekanis yang rusak memar, luka pada kulit dan daging buah akibat tekanan, benturan dan getaran.
    Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut.
    Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya sudah berlanjut
    Buah cacat karena hama dan penyakit yaitu buah yang sudah tercemar oleh serangga dan pathogen perusak.
    Buah dinyatakan busuk apabila daging/kulit buah telah terlihat pembusukan yang dapat diidentifikasikan secara visual.

    c) Penentuan kadar kotoran Timbang seluruh contoh uji buah manggis segar, amati secara visual adanya kotoran yaitu semua bahan bukan buah manggis segar seperti tanah, bahan tanaman yang nampak menempel pada buah manggis segar/berada pada kemasan yang tampak secara visual. Pisahkan kotoran yang terdapat pada buah manggis segar dan kemasan, seperti tanah, potongan daun/benda lain yang termasuk kotoran yang menempel pada buah manggis segar dan timbanglah.

    d) Penentuan kesegaran
    Hitung jumlah seluruh contoh uji buah manggis segar, amati satu persatu buah segar secara visual dan pisahkan buah yang dinyatakan tidak segar yaitu dengan memperhatikan kondisi kulit buah. Hitung jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar dan hitung pula presentase jumlah satuan buah yang dinilai kurang segar terhadap jumlah seluruh contoh uji.

    e) Penentuan adanya serangga hidup atau mati
    Amati secara visual adanya serangga hidup dan mati pada buah dan kemasan.

    10.4. Pengambilan Contoh
    Suatu partai/lot buah manggis segar terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti pada data dibawah ini :

    • Jumlah kemasan dalam partai/lot 1–5: contoh yang diambil 5.
    • Jumlah kemasan dalam partai/lot 6–100: contoh yang diambil 7.
    • Jumlah kemasan dalam partai/lot 101–300: contoh yang diambil 9.
    • Jumlah kemasan dalam partai/lot 301–500: contoh yang diambil 10.
    • Jumlah kemasan dalam partai/lot 501–1000 : contoh yang diambil semua.
    • Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya 3 kg kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan berat kurang dari 3 bungkus harus diambil contoh sekurang-kurangnya dari dua kemasan. Dari jumlah buah yang terkumpul kemudian secara acak contoh sekurang-kurangnya 3 kg untuk diuji. Petugas pengambil contoh harus yang memenuhi persyarat, yaitu orang yang telah berpengalaman/telah dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.

    10.5. Pengemasan
    Buah manggis segar dikemas dengan kotak karton baru/keranjang plastik yang kokoh, baik, bersih dan kering, berventilasi, dengan berat bersih setiap kemasan sebesar 2 kg untuk kemasan karton dan 10 kg untuk kemasan keranjang plastik. Dan juga digunakan kemasan yang berat berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Kamis, 01 April 2021

Budidaya Cabe

Posted by Studi on April 01, 2021 with No comments

Cabe adalah komoditi pertanian yang harganya sangat fluktuatif sehingga ketepatan waktu panen sangat penting yaitu pada harga jual di pasar sedang melambung tinggi, jika harga sedang anjlok dapat merugi.

Cabe yang populer di Indonesia terdiri dari:

  1. Cabe merah besar
  2. Cabe merah keriting
  3. Cabe hijau besar
  4. Cabe hijau keriting
  5. Cabe rawit hijau
  6. Cabe rawit merah
  7. Cabe gendot
  8. Cabe kering
  9. Cabe bubuk
  10. Pasta cabai
  11. Chili flake
  12. Abon Cabai

Budidaya Cabe

Bagi Anda yang tertarik membudidayakan tanaman pedas satu ini, berikut adalah panduan yang harus Anda ketahui:

  • Sinar matahari yang cukup. Cabe setidaknya membutuhkan sinar matahari sehari penuh sekitar 7 sampai 8 jam.
  • Suhu disarankan berkisar antara 24o sampai 28o Celcius. Jika dibawah 15o Celcius dan di atas 32o Celcius maka tidak cocok untuk budidaya cabe.
  • Tersedia air yang optimal terutama saat cuaca panas agar tidak layu.
  • Curah hujan antara 800 sampai 2000 mm pertahun dengan kelembaban 80 persen
  • Ketinggi ideal antara 0 sampai 500 mdpl sedangkan di atas 1000 mdpl hasilnya kurang memuaskan.
  • Tanah dengan pH netral yaitu pH antara 6,5 sampai 7 adalah terbaik. Jika tanah bersifat asam bisa menaburkan kapur pertanian atau dolomit di atas tanah yang akan ditanami.
  • Lahan tanah yang sudah digunakan untuk budidaya cabe sebaiknya tidak digunakan atau “diistirahat” selama kurang lebih 6 bulan. (rotasi tanaman

Pilihan Metode Menanam Cabe

  1. Metode Polybag merupakan metode budidaya tanaman yang banyak dipilih oleh mereka yang tinggal di perkotaan. Ketersediaan lahan tanam yang cenderung sempit membuat orang memilih budidaya tanaman menggunakan pot atau polybag. Cara menanam cabe menggunakan polybag sebenarnya secara umum hampir sama dengan budidaya tanaman cabe di lahan perkebunan. Menanam menggunakan polybag termasuk mudah dan tidak butuh panyak perawatan dibanding menanam di perkebunan.
    • Memilih benih Anda bisa memilih benih yang tersedia secara lokal maupun berjenis hibrida. Perbedaan kedua jenis bibit ini umumnya adalah cabe lokal lebih unggul dari segi kemampuan adaptasinya dengan lingkungan. Selain itu, perawatannya juga umumnya tidak membutuhkan produk obat tertentu.
    • Penyemaian Sebaiknya bibit cabe disemaikan terlebih dahulu pada media khusus seperti polybag ukuran kecil, baki, maupun langsung menggunakan peletakan tanah. Fungsi persemaian untuk memisahkan bibit yang memiliki cacat dengan bibit yang berpotensi tumbuh baik.
    • Tanam di Polybag Gunakan polybag harus menggunakan polybag berukuran lebih dari 30 cm. Hal ini agar media tanam cukup kuat untuk menopang pertumbuhan. Selain polybag dapat dipakai ember atau baskom bekas.
    Sebaiknya campurkan media tanam tidak hanya menggunakan tanah, namun juga dikombinasikan dengan sekam padi, pupuk kandang, kompos maupun arang sekam. Umumnya orang mencampurkan tanah dengan kompos menggunakan komposisi 2:1.
  2. Metode Hidroponik Teknik hidroponik perlu menyiapkan tempat atau wadah hidroponik serta media tanamnya. Media tanam yang umumnya digunakan adalah cocopeat dengan campuran arang sekam. Sementara tempat budidaya hidroponik umumnya menggunakan botol minuman bekas maupun potongan pipa. Karena hidroponik akan menggunakan rendaman nutrisi di bagian bawah, sebaiknya pasang sumbu yang bertujuan untuk menyerap cairan nutrisi. Sumbu yang dapat digunakan adalah kain flannel karena lebih cepat menyerap cairan nutrisi. Hal yang harus diperhatikan ketika membudidayakan cabai dengan cara hidroponik adalah dari segi perawatan. Ketika menanam cabe, pastikan bahwa usia bibit cabai telah mencapai 25 sampai 30 hari.
  3. Metode Aquaponik Memanfaatkan aliran air yang berasal dari kolam ikan maupun akuarium yang dilairkan untuk membasahi media tanam. Anda bisa memanfaatkan media penanaman berupa netpot gelas plastik bekas yang telah dilubangi di bagian bawahnya. Untuk media tanam Anda bisa menggunakan pecahan genting rumah yang telah dipecah menjadi potongan kecil.

Menyemai Cabe

1. Siapkan Polybag / atau tempat penyemaian.
2. Masukkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1.
3 Letakkan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari selama 1 minggu.
4. Rendam bibit dalam air hangat selama 3 jam.
5. Kemudian letakkan benih ke dalam polybag. Tutup benih dengan tanah dekang kedalaman kira-kira 1 cm.
6. Tunggu hingga benih berkecambah.
7. Jika benih telah berkecambah, baru tanaman boleh terkena sinar matahai.

Pengolahan Tanah

Untuk Anda yang menanam di atas tanah secara langsung, gunakan lahan dengan tanah yang memiliki porositas yang baik serta tanah yang gembur. Cara menanam cabe di atas tanah langsung diawali dengan menyiapkan tanah agar dapat ditanami cabe. Untuk melakukannya cukup cangkul atau bajak tanah hingga kedalaman 20 sampai 40 cm. Singkirkan batu ataupun akar tanaman serta gulma di sekitar lahan.
Bangun bedengan dengan menggunakan cangkul setinggi 30 sampai 40 cm. Kemudian buat bedengan dengan jarak antara bedengan selebar 60 cm. Panjang bedengan dapat Anda atur sesuai kebutuhan.
Bila memiliki lahan yang besar serta ingin membudidayakan banyak tanaman cabe, Anda bisa memaksimalkan panjang bedengan. Maksimal bedengan adalah sepanjang 15 meter.
Kemudian bangun saluran drainase yang baik supaya tanaman tidak tergenang air. Tanaman cabe yang tergenang air akan mudah membusuk.
Agar tanah lebih subur, sebaiknya campurkan tanah dengan pupuk kandang di setiap bedengan secara merata. Selain pupuk kandang, Anda juga bisa menambahkan tanah dengan pupuk urea sebanyak 350 kg/ha dan KCL sebanyak 200 kg/ha.

Penanaman

Cara menanam cabe yang harus dilakukan setelah dilakukan penyemaian adalah dengan menggunakan bibit yang telah disemai selama kurang lebih 25 sampai 30 hari. Waktu penanaman yang tepat sebaiknya saat sore hari. Hal ini agar tanaman tidak mudah layu apabila ditanam di pagi hari karena akan langsung terkena sinar matahari.
Agar mendatangkan hasil lebih optimal, tahap cara menanam cabe hari ini banyak yang mengaplikasikan mulsa plastik perak hitam di atas bedengan. Tujuan mulsa untuk mengendalikan gulma dan menjaga kelembaban
Dalam setiap bedengan, buat lubang tanam sebanyak dua baris. Buat jarak antara lubang sejauh 60 sampai 70 cm. Lubang tanam sebaiknya dibuat tidak sejajar atau zig-zag.

Panen

Panen cabe akan bergantung dengan varietas yang ditanam. Pada cabe merah, buah sudah bisa dipanen sejak berusia 75 sampai 85 hari. Saat memanen, Anda bisa melakukannya dua sampai lima hari sekali. Sebaiknya, buah cabe dipetik hingga ke tangkai agar usia penyimpanan cabe semakin lama.

Semoga dapat menamam cabe dengan hasil yang baik.