Tampilkan postingan dengan label Cacing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cacing. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 April 2021

Budidaya Cacing Tanah

Posted by Studi on April 13, 2021 with No comments

 

Jenis cacing Lumbricus Rubellus. Cacing yang satu ini berciri fisik panjang tubuh berkisar 4- 5 cm, berwarna merah kecoklatan. Umur cacing lumbricus dari telur hingga siap jual sekitar 3 bulan. Cacing jenis ini biasa digunakan untuk pakan ternak. Seperti burung, ikan, dan udang.

Tujuan pemasaran budidaya cacing

antara lain:
  1. Tujuan market untuk pakan ternak
  2. Tujuan market untuk bahan baku obat.

Jika tujuan marketnya untuk pakan ternak kedepannya, maka pakan cacing yang digunakan bisa apa saja, yaitu seluruh bahan organik. Tapi jika tujuan marketnya untuk bahan baku obat maka pemberian pakan harus bahan organik yang homogen, bersih dan halal.
Bahan-bahan organik untuk pakan ternak :

  1. Kotoran sapi
  2. Kotoran kerbau
  3. Kotoran Kambing.
  4. Sampah pasar,
  5. Sampah rumah tangga,
  6. Limbah perkebunan ( sabut kelapa, ampas aren, ampas tebu)
  7. Limbah organik pabrik ( Ampas singkong , ampas tahu)
Untuk kotoran ternak jangan diberikan yang masih segar / baru.

Syarat-syarat bahan organik digunakan untuk pakan ternak cacing :

Bahan organik sudah mengalami pembusukan,
Ukurannya kecil-kecil, hancur seperti bubur lebih baik,
Mengandung air yang cukup banyak, seperti bubur, agar memberi pakan sekaligus memberi minum dan melembabkan media ternak cacing.

Manfaat

  1. Bahan Pakan Ternak
    Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
  2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
    Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
  3. Bahan Baku Kosmetik
    Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.

  4. Makanan Manusia
    Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.

Persyaratan Lokasi Media Hidup Cacing

  • Tanah yang mengandung bahan prganik dalam jumlah besar (Daun gugur, Kotoran ternak, tanaman atau hewan mati) Bahan-bahan yg mudah busuk
  • Tanah sedikit asam sampai netral ph 6-7,2
  • Kelembaban pertumbuhan dan perkembangbiakan 15-30%
  • Suhu 15 - 25 derajat Celcius
  • Tempat tidak terkena sinar matahari
  • Lokasi pemeliharaan cacing tanah atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.

Penyiapan Sarana dan Peralatan

  • Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka).
  • Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar.

Pemilihan Bibit Calon Induk

  • Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar.
  • Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.
  • Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
  • pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil.

Sistem Pemuliabiakan

  • Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan.
  • Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit.
  • Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak.
  • Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah).
  • Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru.
  • Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).

Pemeliharaan

Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam.
Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :

  • pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
  • bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
  • pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
  • pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
  • bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.

Penggantian Media

Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti.
Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

Perkawinan atau Reproduksi Cacing Tanah

Cacing tanah memiliki 2 jenis alat kelamin ganda yaitu jantan dan betina pada satu tubuh,sebab hewan ini termasuk dalam golongan (hermaphrodite). walapun demikian hewan ini juga tidak bisa membuahi dirinya sendiri. Harus membutuhkan perkawinan masing-masing antara cacing tanah, dengan demikian maka akan menghasilkan satu kokon yang berisi telur.
> Kokon akan tampak keliatan dengan bentuk lonjong dan besarnya 1/3 hampir lebih besar kepala batang korek api. Setelah koko-kokon berhasil di keluarkan oleh indukan cacing secepatnya agan meletakkan di tempat yang lembab dan akan menetap dalam waktu 14 s/d 21 hari. Setiap kokon akan menghasilkan cacing sebanyak 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor.Dalam rentang waktu 15-21 hari kokon akan menetas.

Proses Kelahiran

Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotoran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

Perawatan

Perawatan yang dimaksud dengan, pemberian pakan secara rutin minimal seminggu sekali tetapi akan lebih baik jika dilakukan setiap hari. Selain itu banyak beberapa hama yang mengganggu proses budidaya, diantaranya adalah semut, kutu tanah, orong-orong, rayap, tikus, kadal, katak, tokek, dll.

Langkah membasmi hama antara lain :

Jaga kebersihan lingkungan
Antisipasi semut : dengan kapur semut, cairan odol, baygon
Antisipasi tikus/kadal : jedingan ditutup dengan kasa/jaring
Antisipasi Kutu tanah : fermentasi media

Masa Panen

Untuk cara pemanenan cacing tanah supaya cacing keluar dari tanah agan cukup melakukan penerangan pada media yang akan di panen, dengan cara seperti ini cacing-cacing akan keluar dengan sedirinya sebab pada dasarnya cacing sangat sensitif dengan cahaya dan hawa panas

Umumnya panen dilakukan setelah 4 bulan penanaman bibit, untuk kosmetik dan farmasi 7-8 bulan.
ada saat panen, cacing yang diambil adalah sekitar 25% dari jumlah cacing yang ada
ukuran biomass cacing yang dipanen bebas
media bekas panen cacing (kascing) bisa dikembalikan ke jedingan, atau langsung dikemas untuk dijual