Tampilkan postingan dengan label alpukat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alpukat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Januari 2022

Budidaya Alpukat Mentega

Posted by Studi on Januari 08, 2022 with No comments

Alpukat atau Persea americana adalah buah purba dan berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Buah-buahan ini biasa disebut sebagai "Buah Mentega". Buah Alpukat termasuk tanaman buah yang sangat cocok untuk daerah tropis. Buah Alpukat ditemukan tahun 1877 di Indonesia yang dibawa Belanda dan untuk pertama kalinya ditanam di Kebun Raya Bogor.

Iklim yang Dibutuhkan untuk Budidaya Buah Alpukat

Tanaman alpukat tumbuh di daerah tropis dan semi tropis lembab. Tanaman ini tidak dapat mentolerir angin kering yang panas dan embun beku. Mereka berkembang paling baik di daerah tropis yang benar-benar hangat hingga daerah beriklim sedang.

Kebutuhan Tanah untuk Budidaya Buah Alpukat

Buah-buahan ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah kecuali di tanah yang berdrainase buruk karena tanaman ini sangat sensitif terhadap genangan air. Hindari tanah salin karena tanaman ini tidak dapat mentolerir kondisi salin. PH tanah yang optimal harus antara 5,0 dan 7,0 untuk pertumbuhan dan hasil yang lebih baik.

Media Tanam Tanaman Buah Alpukat

Media tanam yang cocok untuk tanaman alpukat yaitu tanah yang gembur, lembab dan tidak tergenang air, subur dan tidak mengandung terlalu banyak bahan organik. Tanah yang berada di sekitar pohon yang telah ditanam harus lebih tinggi dari pada tanah yang ada di sekitar pohon yang ditanam tersebut. Hal ini berguna untuk menghindari genangan air yang terjadi ketika musim hujan atau pada saat tanaman disiram secara rutin.

Pembibitan Alpukat

Sistem cangkok
  1. Pilih cabang pohon Alpukat yang subur, dan sudah tua. Cabang tersebut tidak boleh terlalu besar dengan diameter batang sekitar 3-5 cm, dan tidak memiliki cabang baru yang terlalu banyak. Kupas kulit cabang yang sudah dipilih tadi sekitar 10-15 cm. pengupasan dilakukan sekitar 5-10 cm dari cabang utama.
  2. Setelah dikupas, balut dengan tanah subur (campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi) dengan ketebalan 7-10 cm.
  3. Bungkus balutan tanah tersebut menggunakan sabut kelapa.
  4. Siram secara rutin pagi dan sore hari.
  5. Setelah cangkokan tumbuh mengeluarkan akar, maka potong pangkal cabang yang dicangkok tersebut (sekitar 2-3cm dari cangkokan).
  6. Semaikan dalam polybag atau Pot (jika ingin ditanam dalam pot), dan letak di tempat yang tidak terkena matahari langsung hingga bibit cangkokan benar-benar tumbuh. Siram secara rutin agar bibit cangkokan tersebut mampu beradaptasi dengan baik sebelum bibit ditanam di lahan permanen.
Pembibitan di air
  • Pilih buah Alpukat yang sudah tua, matang dan lembut. Potong melingkar daging buah alpukat dengan hati-hati agar tidak mengenai dan merusak biji buah alpukat tersebut. Cuci daging buah yang menempel pada biji sampai bersih
  • Terdapat ujung sisi yang berbeda pada biji alpukat. Ujung sisi yang kecil merupakan bagian atas tempat tumbuh batang dan daun. Sedangkan ujung sisi yang besar dan lebih luas merupakan bagian bawah dan tempat akar tumbuh.
  • Letakkan biji alpukat dalam wadah yang berisi air dengan memerhatikan posisi bagian atas dan bawah biji alpukat tersebut. Pastikan biji Alpukat hanya terendam setengah bagian saja.
  • Wadah diletakkan di tempat yang kena cahaya matahari secara langsung. Perhatikan bahwa air terus merendam bagian bawah biji alpukattersebut. Jika air berkura, maka tambahk air hingga biji tetap terendam hingga setengah bagian saja.
  • Umumnya, biji mulai terlihat retak sekitar 2-3 minggu. Akar terlihat mulai tumbuh sekitar 3-4 minggu.
  • Ketika akar mencapai 5-7 cm, dan batang juga mulai tumbuh, maka bibit siap untuk dipindahkan dan ditanam di tanah.
  • Lubang tanam untuk pohon Alpukat dibuat dengan ukuran (60x60)cm dan dalam (60-80)cm. Jika menanam bibit cangkok, maka lubang tanam dibuat relative lebar, dan jika menanam bibit dari biji maka lubang harus dibuat yang.
Pembibitan di polybag
Biji alpukat yang telah disiapkan segera ditanam pada polybag ukuran 15 x 21 cm. Media yang digunakan harus subur dan gembur, yaitu campuran tanah + pupuk kandang + pasir/sekam (2:1:1). Penanaman biji dalam polybag dilakukan sebagai berikut, yaitu bagian pangkal biji yang agak rata diletakkan di sebelah bawah dan bagian ujung biji yang runcing dan telah dipotong 1/3 bagian ujungnya menghadap ke atas. Selanjutnya, biji ini ditempatkan di bawah naungan. Kurang lebih 3 minggu setelah tanam, biji-biji ini akan mulai berkecambah dan membentuk anak semai.

Menanam Bibit Pohon Alpukat

Jika menanam dalam jumlah banyak, ukuran lubang tanam dibuat dengan jarak (6x6)m. Isi lubang dengan pupuk kandang hingga 2/3, dan biarkan lubang selama 3-4 minggu agar pupuk kandang terlebih dahulu meresap ke tanah.

Pindahkan bibit yang sudah disiapkan sebelumnya lubang tanam yang telah disiapkan. Buka plastik polybag secara perlahan, dan usahakan agar tanah pada polybag tidak hancur. Masukkan dan tanam bibit pada lubang tanam. Setelah bibit ditanam, maka siram dengan rutin.

Tumpangsari dalam Budidaya Buah Alpukat

Karena tumpangsari memberikan penghasilan tambahan, petani dapat memilih untuk menanam sayuran atau tanaman palawija apa pun di sela-sela. Tanaman ini dapat memperbaiki nitrogen dan menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah. Satu-satunya tindakan pencegahan yang harus dilakukan adalah menanam tanaman agak jauh dari tanaman alpukat.

Pemupukan

Pada dasarnya pemupukan tanaman alpukat hampir sama dengan tanaman buah-buahan lainnya. Pada masa pertumbuhan vegetatif (saat tanaman belum menghasilkan buah), tanaman alpukat lebih membutuhkan unsur hara Nitrogen, sedangkan pada masa generatif atau pembuahan, unsur hara Phospor dan Kalium lebih banyak dibutuhkan daripada unsur Nitrogen. Dalam fase bibit, pemberian pupuk NPK (Nitrofoska) dosis 30 g/tanaman memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan bibit alpukat hasil sambung pucuk.

Pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk organik dan an-organik. Jika kondisi lahan penanaman cukup subur, pemberian pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk organik ini untuk memperbaiki struktur tanah dan menjaga kesuburan tanah. Pemberian pupuk kandang atau kompos dilakukan 1 kali setahun sebanyak 30 kg/tanaman.

Selain pupuk organik diperlukan pula pupuk an-organik, misalnya NPK, Urea, TSP, KCl, ZA dan lain-lain. Pemupukan NPK (15-15-15) untuk pertama kali diberikan 6 bulan setelah tanam. Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 150 g/tanaman dan selanjutnya pemupukan dilakukan setiap 6 bulan sekali dan dosisnya ditambah 50 g dari dosis sebelumnya. Untuk tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan Urea sebanyak 0,30-1,1 kg/tanaman, TSP 0,5-1 kg/tanaman dan KCl 0,2-0,8 kg/tanaman. Untuk tanaman umur produksi 5 tahun ke atas diberikan pupuk kandang (organik) 30 kg/tanaman, selanjutnya Urea 2,5-3,5 kg/tanaman, TSP 3,5 kg/tanaman dan KCl 4 kg/tanaman. Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun.

Pengairan

Fase bibit merupakan fase yang rentan bagi suatu tanaman. Oleh karenanya, semua kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan air harus dipenuhi. Penyiraman terutama dilakukan pada tanaman muda, karena sistem perakarannya belum cukup mampu menyerap air yang lebih dalam. Penyiraman perlu dilakukan dalam jumlah cukup dan teratur tetapi tidak berlebihan (jangan sampai tergenang), karena dapat mengakibatkan kematian tanaman, terutama tanaman muda. Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan selang air, gembor atau pipa- pipa air yang telah tersedia. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.

Pada pengusahaan alpukat secara komersial atau dalam bentuk perkebunan, pengairan yang berasal dari curah hujan tidak mencukupi, perlu dipertimbangkan alternatif pengairan secara khusus misalnya dengan drip irigation (irigasi tetes) atau pengairan dengan sprinklers.

Pemangkasan

Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang mati atau cabang lain yang tidak dikendaki. Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman alpukat yang telah berumur 1 tahun di lapangan. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida/penutup luka. Pemangkasan yang dapat dilakukan hanyalah terbatas untuk membentuk pohon selama beberapa tahun pertama saja serta pada perlakuan pembuangan cabang-cabang pada posisi lebih rendah yang dipandang mengganggu pertumbuhan batang atau cabang utama. Pertahankan tinggi tanaman alpukat 4-5 meter dari permukaan tanah dan letak cabang terendah dengan jarak 1-1,5 m dari permukaan tanah.

Panen

Kriteria buah yang sudah tua dapat ditentukan secara fisual, antara lain warna kulit tua tetapi belum menjadi coklat/merah dan tidak mengkilap, bila buah diketuk dengan punggung kuku menimbulkan bunyi yang nyaring, dan bila buah digoyang-goyang akan terdengar goncangan biji. Pada umumnya buah dapat dipetik setelah berumur 6-7 bulan dari saat bunga mekar dan tergantung varietasnya. Buah dipanen pada tingkat ketuaan 80-85%. Pemanenan buah harus dilakukan secara baik dan benar serta hati-hati karena sangat mempengaruhi mutu buah. Pemanenan dapat dilakukan dengan tangan dan bila kondisi pohon tidak memungkinkan, dapat menggunakan tangga atau galah yang diberi keranjang/kantongan yang terbuat dari bahan yang lunak dengan jaring dari plastik, sehingga buah yang dipanen tidak sampai rusak/lecet. Saat dipanen, buah harus dipetik/dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (3-5 cm) untuk mencegah memar atau luka pada bagian dekat tangkai buah.

Produksi buah alpukat pada pohon-pohon yang tumbuh dan berbuah baik dapat mencapai 70-80 kg/pohon/tahun. Produksi rata-rata yang dapat diharapkan dari setiap pohon berkisar 50 kg.

Pasca Panen

Agar kehilangan hasil dapat diperkecil sebaiknya setelah buah terkumpul, selanjutnya di bawa ke packing house operation (operasi rumah pengemasan). Kegiatannya meliputi pencucian, sortasi, grading dan penyimpanan.