Tampilkan postingan dengan label perikanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perikanan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Mei 2021

Bakso Ikan

Posted by Studi on Mei 02, 2021 with No comments
Bakso ikan didefinisikan sebagai daging ikan yang dihaluskan (kadar daging ikan tidak kurang dari 50%), dicampur dengan tepung pati, lalu dibentuk bulatbulat dengan tangan sebesar kelereng atau lebih besar dan dimasukkan ke dalam air panas. Adonan bakso diolah dengan cara memotong-motong daging ikan dengan ukuran kecil, kemudian cincang halus dengan menggunakan pisau tajam atau blender. Setelah itu daging diuleni dengan es batu atau air es (10-15% berat daging) dan garam serta bumbu lainnya sampai menjadi adonan yang kalis dan plastis sehingga mudah dibentuk. Sedikit demi sedikit ditambahkan tepung pati agar adonan lebih mengikat. Penambahan tepung pati sebesar 15-20% dari berat daging.

Kriteria bakso Ikan yang baik dapat dilihat dari syarat mutu bakso yang terdapat didalam SNI 01-7266.1- 2006 adalah:
  • Bentuk : bulat halus, berukuran seragam, bersih dan cemerlang, tidak kusam.
  • Warna : putih merata tanpa warna asing lain.
  • Rasa : lezat, enak, rasa ikan dominan sesuai jenis ikan yang digunakan.
  • Aroma : bau khas ikan segar rebus dominan sesuai jenis ikan yang digunakan dan bau bumbu cukup tajam.
  • Tekstur : kompak, elastis, tidak liat atau membal, tidak ada serat daging, tanpa duri atau tulang, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh.
Persyaratan mutu dan keamanan pangan bakso ikan.
Sensori Angka (1-9) Minimal 7
Cemaran mikroba :
- ALT Koloni/g Maksimal 5,0 x104
- Escherichia coli APM/g Maksimal <3,6
- Salmonella per 25 g Negatif
- Staphylococcus aureus koloni/g Maksimal 1000
- Vibrio cholerae* per 25 g Negatif
- Vibrio parahaemolyticus* per 25 g Negatif
Uji kimia:*
- Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 0,5
- Timah hitam (Pb) mg/kg Maksimal 2
- Kadmium (Cd) mg/kg Maksimal 0,05
Fisika:
Suhu pusat °C Maksimal -18
CATATAN : *Bila diperlukan 

Bahan-bahan baso ikan berdasarkan SNI pembuatan baso ikan adalah :
  • Surimi atau lumatan daging ikan segar 100 %, berwarna putih dengan perhitungan Rendemen filet ikan umumnya berkisar 40% – 60% dari berat ikan segar. Umumnya dari 100 kg daging ikan lumat (surimi) dapat menghasilkan 120 - 140 kg bakso, rendemennya mencapai 120 - 140%
  • Garam yang digunakan pada pengolah bakso ikan adalah NaCl halus sebanyak 2 %
  • Gula 0,5 %
  • Tepung pati 4,0 %
  • Air es 15 – 20 % " Penambahan air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu atau air es, supaya suhu adonan selama penggilingan tetap rendah.
  • Bawang putih 3 %
  • Bawang merah 2,0 – 2,5 %
  • Lada sebanyak 0,5 % dari berat daging
Menurut Detik.com cara membuat baso ikan yang enak adalah:

Bakso Ikan Tenggiri

Pilihlah ikan tenggiri yang gepeng karena ikan tenggiri yang bulat memiliki tekstur yang kurang lengket sehingga hasil baksonya tidak sebagus yang gepeng.

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 500 gr daging ikan tenggiri.
  2. 4 siung bawang putih.
  3. 3 sdm tepung tapioka atau tepung sagu.
  4. Dua butir telur ayam, ambil putihnya saja.
  5. 2 sdm gula pasir.
  6. Garam dan merica bubuk secukupnya.
  7. Air bersih secukupnya.
  8. Es batu yang sudah diserut.
Cara membuat:
  1. Masukan daging ikan tenggiri yang sudah dibersihkan ke dalam mesin bakso atau blender bersama dengan bawang putih, putih telur, garam, merica, gula pasir dan es serut secukupnya. Haluskan semua bahan sampai benar-benar halus.
  2. Tuangkan adonan tersebut ke sebuah wadah lalu masukan tepung tapioka atau tepung sagu sambil diaduk-aduk sampai semua bahan tercampur.
  3. Siapkan panci dan rebus air bersih secukupnya sampai mendidih. Kalau sudah matikan apinya.
  4. Bentuk adonan bakso sampai membentuk bulatan.
  5. Ambil adonan bakso dengan sendok makan lalu masukan dalam air panas yang sudah direbus di panci.
  6. Rebus kembali bakso dengan api sedang sampai bakso ikannya matang dan mengambang.
  7. Setelah matang, angkat lalu tiriskan.
Bakso Ikan Lele

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 500 gram ikan lele yang sudah bersih dari kulit dan duri.
  2. 3-4 siung bawang putih.
  3. 2-3 sdm tepung sagu atau tapioka.
  4. Dua butir telur ayam, diambil putihnya saja.
  5. 1-2 sdm gula pasir
  6. .
  7. Garam secukupnya dan merica bubuk sedikit saja.
  8. Air bersih secukupnya.
  9. Es serut sedikit saja untuk campuran saat memblender bahan bakso ikan.
Cara membuat:
  1. Masukan daging ikan lele bersama putih telur, bawang putih, garam, gula pasir dan es serut ke dalam blender. Haluskan semua bahan sampai benar-benar halus.
  2. Siapkan satu wadah dan masukan hasil blender bahan-bahan tersebut./li>
  3. Tuang tepung sagu atau tepung tapioka sambil diuleni searah jarum jam dan sedikit digilas sampai semua bahan tercampur rata. Lakukan selama sekitar 5 menit.
  4. Jika adonan dirasa masih terlalu lembek, bisa ditambahkan sedikit saja tepung sagu atau tapioka.
  5. Siapkan panci dan rebus air bersih sampai mendidih. Kemudian matikan apinya.
  6. Bentuk adonan bakso di genggaman tangan lalu tekan sampai membentuk bulatan bakso.
  7. Ambil adonan bakso dengan sendok makan dan masukan ke dalam air panas di panci.
  8. Rebus kembali bakso dengan api kecil sampai bakso ikannya berubah ukuran, mengambang serta matang.
  9. Kalau sudah matang, angkat bakso lalu tiriskan dan dinginkan.
Bakso Ikan Kakap

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 1 kg daging ikan kakap yang telah dibersihkan dari kulit dan duri.
  2. Empat butir telur, ambil putihnya saja.
  3. 12 sdm tepung tapioka.
  4. 5 siung bawang putih.
  5. 4 siung bawang merah goreng yang sudah dihaluskan.
  6. 1 sdt lada.
  7. 1 sdt baking powder.
  8. Garam secukupnya.
  9. Penyedap rasa secukupnya.
  10. Es batu yang sudah dihaluskan secukupnya.
  11. 1 gelas air dingin.
Cara membuat:
  1. Masukan daging ikan kakap bersama garam, penyedap rasa, lada, bawang putih dan merah, air, putih telur dan es batu.
  2. Aduk semua bahan sampai merata.
  3. Tambahkan tepung tapioka yang sudah dicampur dengan baking powder.
  4. Aduk kembali adonan sambil dibanting agar mudah dibentuk.
  5. Panaskan air hingga mendidih, lalu matikan kompor.
  6. Bulatkan adonan bakso. Kemudian, nyalakan kembali kompor dan masukan bakso ikan dalam air mendidih.
  7. Masak bakso ikan hingga mengapung.
  8. Jika sudah matang, angkat bakso tersebut lalu masukan dalam air es. Kemudian tiriskan.
  9. Bakso ikan siap disajikan dengan kuah lezat.
Bakso Ikan Tuna

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 250 gram tepung tapioka.
  2. 1 kg ikan tuna.
  3. 5 siung bawang putih.
  4. 2 sdm tepung terigu.
  5. 1 sdt garam dan merica.
Cara membuat:
  1. Bersihkan ikan tuna dan fillet.
  2. Kemudian, giling daging ikan sampai halus.
  3. Haluskan semua bumbu lalu campurkan dengan daging ikan tuna.
  4. Tambahkan semua tepung dan aduk sampai merata.
  5. Masak air sampai mendidih.
  6. Buat adonan bakso sampai bulatan dan masak dalam air panas.
  7. Angkat bakso ikan yang sudah matang dan mengapung.
Bakso Ikan Kerapu

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 3 kg daging ikan kerapu yang sudah dihaluskan.
  2. 24 sdm tepung tapioka.
  3. 6 sdm tepung terigu.
  4. Dua butir telur, ambil putihnya saja.
  5. 8 siung bawang putih yang sudah dihaluskan.
  6. 2 genggam es batu kecil.
  7. Garam dan gula secukupnya.
Cara membuat:
  1. Campurkan daging ikan kerapu, garam, gula dan bawang putih di wadah besar.
  2. Aduk semua bahan tersebut. Kemudian, tambahkan tepung terigu, tepung tapioka, dan putih telur. Aduk kembali sampai merata.
  3. Siapkan es batu kecil.
  4. Cetak adonan bakso menjadi bulat kalis. Bisa menggunakan sendok. Lalu masukan adonan yang sudah bulat ke dalam air es.
  5. Rendam bakso ikan dalam air es selama satu jam saja.
  6. Angkat bakso ikan dari air es lalu pindahkan ke tempat perebusan. Rebus bakso menggunakan dandang dengan air dan api yang sedang. Tunggu hingga matang.
  7. Setelah matang, tiriskan bakso ikan pada mangkuk atau bisa disimpan pada lemari es.
Bakso Ikan Tongkol

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. Satu ekor ikan tongkol ukuran sedang.
  2. Satu butir telur.
  3. 5 sdm tepung terigu.
  4. 5 siung bawang putih.
  5. 1 sdm lada.
  6. 7 sdm sagu, aci atau kanji.
  7. Garam secukupnya.
  8. Daun seledri.
  9. Saos dan kecap.
  10. Bawang goreng.
  11. Satu bungkus royco varian ayam.
  12. Air dan es batu secukupnya.
Cara membuat:
  1. Siapkan sebuah wadah lalu masukan ikan bersama bahan lainnya dan aduk hingga merata.
  2. Siapkan panci dan masukan air lalu masak hingga mendidih.
  3. Buat adonan bakso membentuk bulatan.
  4. Masukan adonan yang sudah bulat ke air yang direbus.
  5. Tunggu sampai bakso ikan mengapung dan matang. Kemudian angkat dan tiriskan.
Bakso Ikan Goreng

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan:
  1. 400 gram fillet ikan tenggiri, kakap atau kerapu.
  2. 200 gram tepung tapioka atau sagu.
  3. 3 siung bawang putih. Lalu haluskan.
  4. 4 butir bawang merah. Lalu cincang halus.
  5. Dua butir telur ayam.
  6. 23 gram santan bubuk.
  7. Garam secukupnya.
Cara membuat:
  1. Proses fillet ikan hingga halus. Jika sudah, campurkan dengan bawang putih, bawang merah, telur ayam, tepung tapioka atau sagu, santan bubuk dan garam.
  2. Ambil adonan secukupnya dan bulatkan.
  3. Adonan yang sudah bulat lalu digoreng dalam minyak panas dengan api kecil sampai berwarna coklat keemasan.
  4. Angkat bakso ikan yang telah matang dari penggorengan lalu tiriskan minyaknya.
  5. Bakso ikan goreng sudah siap disantap.
Standar industri baso ikan dariukurannya: Berat setiap butir bakso super sekitar 40 gram (isi 25 butir/kg), sangat besar 30 gram (ukuran 30), besar 25 gram (ukuran 40), sedang 25 gram (ukuran 50) dan kecil beratnya 15 gram (ukuran 60).

Pengemasan

Metode pengemasan diharapkan mampu memecahkan beberapa masalah sebagai berikut: mengetahui tentang jenis kemasan kedap udara, mampu mendesain kemasan dan memperbaiki penampilan bakso beku. Mekanisasi teknologi pengemasan secara vacuum dengan introduksi mesin vacuum diharapkan mampu mencegah ketengikan bakso beku akibat adanya oksidasi lemak dan mencegah kontaminasi dan pertumbuhan mikroorganisme pembentuk lendir pada permukaan bakso beku selama penyimpanan dan pemasaran.

Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas, yang termasuk plastic thermoplast antara lain : PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dan lain-lain. Bahan pengemas yang digunakan untuk bakso adalah plastik nylon. Nylon merupakan istilah yang digunakan terhadap poliamida yang mempunyai sifat-sifat dapat berbentuk serat, film dan plastik. Secara umum nylon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya.

keterangan kemasan sekurang-kurangnya meliputi sebagai berikut :
a) jenis produk;
b) berat bersih produk;
c) nama dan alamat unit pengolahan secara lengkap;
d) bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan;
e) tanggal, bulan dan tahun produksi;
f) tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa

Sabtu, 10 April 2021

Budidaya Udang Galah

Posted by Studi on April 10, 2021 with No comments

Macrobrachium rosenbergii , juga dikenal sebagai udang sungai raksasa atau udang galah , adalah spesies komersial yang penting dari palaemonid air tawar udang . Ini ditemukan di seluruh daerah tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik , dari India hingga Asia Tenggara dan Australia Utara . Udang air tawar raksasa juga telah diperkenalkan ke beberapa bagian Afrika , Thailand , Cina , Jepang , Selandia Baru , Amerika dan Karibia . Ini adalah salah satu udang air tawar terbesar di dunia dan dibudidayakan secara luas di beberapa negara untuk dijadikan makanan. Meskipun M. rosenbergii dianggap sebagai spesies air tawar, tahap larva hewan ini bergantung pada air payau . Setelah udang individu tumbuh melampaui tahap planktonik dan menjadi remaja, ia akan hidup seluruhnya di air tawar

M. rosenbergii dapat tumbuh dengan panjang lebih dari 30 cm (12 inci). Mereka sebagian besar berwarna kecoklatan tetapi dapat bervariasi. Individu yang lebih kecil mungkin berwarna kehijauan dan menampilkan garis-garis vertikal yang samar. Sepasang kaki berjalan pertama ( pereiopoda ) memanjang dan sangat tipis, berakhir dengan cakar halus ( cheliped).) yang digunakan sebagai pelengkap makan. Sepasang kaki berjalan yang kedua jauh lebih besar dan kuat, terutama pada pria. Cakar yang dapat digerakkan dari sepasang kaki berjalan yang kedua secara khas tertutup bulu lebat (setae) yang membuatnya tampak seperti beludru. Warna cakar pada jantan bervariasi sesuai dengan dominasi sosialnya.

Betina dapat dibedakan dari jantan dengan perut yang lebih lebar dan pereiopoda kedua yang lebih kecil. Bukaan genital ditemukan pada segmen tubuh yang berisi pereiopoda kelima dan pereiopoda ketiga pada pria dan wanita.

Morfotipe

Ada tiga morfotipe jantan yang berbeda . Tahap pertama disebut "laki-laki kecil" (SM); tahap terkecil ini memiliki cakar yang pendek dan hampir tembus cahaya. Jika kondisinya memungkinkan, jantan kecil tumbuh dan bermetamorfosis menjadi "cakar oranye" (OC), yang memiliki cakar oranye besar pada cheliped kedua mereka , yang mungkin memiliki panjang 0,8 hingga 1,4 kali ukuran tubuhnya. jantan OC kemudian dapat berubah menjadi tahap ketiga dan terakhir, jantan "cakar biru" (BC). Ini memiliki cakar biru, dan cheliped kedua mereka bisa menjadi dua kali lebih panjang dari tubuhnya.

M. rosenbergii jantan memiliki hierarki yang ketat: jantan BC teritorial mendominasi OC, yang kemudian mendominasi SM. Kehadiran jantan BC menghambat pertumbuhan SM dan menunda metamorfosis OC menjadi BC; OC akan terus tumbuh sampai lebih besar dari jantan BC terbesar di lingkungannya sebelum bertransformasi. Ketiga tahap jantan aktif secara seksual, dan betina yang telah menjalani mabung premasi mereka akan bekerja sama dengan jantan mana pun untuk bereproduksi. Jantan SM melindungi betina sampai cangkangnya mengeras; OC dan SM tidak menunjukkan perilaku seperti itu.

Siklus Kehidupan

Saat kawin, jantan menyimpan spermatophores di bagian bawah dada betina, di antara kedua kaki yang berjalan. Betina kemudian mengeluarkan telur, yang melewati spermatophores. Betina membawa telur yang telah dibuahi bersamanya sampai menetas; waktunya dapat bervariasi, tetapi umumnya kurang dari tiga minggu. Betina bertelur 10.000–50.000 telur hingga lima kali per tahun.

Dari telur tersebut menetas zoeae , tahap larva pertama krustasea . Mereka melewati beberapa tahap larva sebelum bermetamorfosis menjadi postlarvae, pada tahap mana mereka memiliki panjang 0,28-0,39 inci (7,1-9,9 mm) dan menyerupai orang dewasa. [4] Metamorfosis ini biasanya terjadi sekitar 32 hingga 35 hari setelah menetas. [4] Postlarvae ini kemudian bermigrasi kembali ke air tawar.

Budidaya Udang Galah

Pasokan Benih

Jika diperlukan untuk pembenihan, induk betina biasanya diperoleh dari kolam pembesaran tetapi kadang-kadang juga dari perikanan tangkap. Biasanya, betina "berried" (membawa telur) hanya digunakan sekali. Peternakan komersial di daerah tropis biasanya tidak memelihara induk penangkaran untuk tujuan pemuliaan. Rasio tipikal jantan dan betina dalam sistem induk induk adalah 1-2 SM jantan atau 2-3 OC jantan per 20 betina, dengan total kepadatan tebar 1 udang per 40 liter. Dalam beberapa jam persetubuhan, pembuahan terjadi secara eksternal, saat telur dipindahkan ke ruang induk di bawah perut. Telur tetap melekat pada betina selama perkembangan embrio, yang berlangsung sekitar 3 minggu.Saat menetas, zoea yang berenang bebas diproduksi. Antara 5.000 dan 100.000 telur dibawa, tergantung pada ukuran betina yang berbuah. Telur berwarna jingga sampai 2-3 hari sebelum menetas, ketika warnanya menjadi abu-abu kehitaman.

Beberapa benih (PL; juveniles) diperoleh dari perikanan tangkap di mana M. rosenbergii adalah penduduk asli, biasanya di sub-benua India, tetapi sebagian besar sekarang dibesarkan di tempat pembenihan. Zoea tahap pertama memiliki panjang kurang dari 2 mm dan tumbuh, melalui 11 tahap larva, hingga hampir 8 mm saat bermetamorfosis menjadi PL. Metamorfosis individu dapat dicapai hanya dalam 16 hari tetapi biasanya membutuhkan waktu lebih lama, tergantung pada kondisi lingkungan. Pada pembenihan komersial, sebagian besar larva bermetamorfosis pada hari ke 32-35 pada suhu optimum (28-31 ° C). Pemeliharaan larva biasanya dilakukan di air payau, dan tempat penetasan dilakukan melalui aliran (di mana proporsi air pembesaran diganti secara teratur) atau bersirkulasi (di mana berbagai sistem yang melibatkan filter fisik dan biologis digunakan untuk meminimalkan penggunaan air).

Salah satu jenis pembenihan mungkin di darat atau pesisir. Pembenihan pedalaman menghasilkan air payau dengan mencampurkan air tawar dengan air laut yang diangkut dari pantai, air asin diangkut dengan truk dari panci garam, atau air laut buatan. Beberapa pembenihan flow-through menggunakan sistem "air hijau", yang melibatkan pemupukan untuk mendorong pertumbuhan fitoplankton (terutama Chlorella spp.), yang diyakini dapat meningkatkan kualitas air dan meningkatkan kelangsungan hidup larva; yang lain menjalankan rezim "air jernih". Sistem pemberian makan sangat bervariasi tetapi biasanya termasuk udang air asin (Artemia salina) yang diberi makan beberapa kali per hari pada awalnya, dikurangi menjadi pakan harian tunggal dengan tahap larva 10. Pakan olahan (biasanya puding telur yang mengandung kerang atau daging ikan, cumi-cumi, atau bahan lainnya ) diperkenalkan pada tahap 3 dan frekuensi makannya ditingkatkan menuju metamorfosis. Beberapa tempat pembenihan terintegrasi dengan fasilitas pembibitan dan pembesaran.

Pembibitan

Meskipun beberapa petani menyimpan kolam pembesaran dengan PL muda, banyak yang membeli benih yang lebih besar atau PL belakang di kolam pembibitan mereka sendiri sebelum dipindahkan ke kolam pembesaran. Di daerah beriklim sedang dengan musim pembesaran terbatas, pembibitan dalam ruangan yang dikontrol lingkungan digunakan untuk meningkatkan ukuran hewan sebelum ditebar di luar ruangan segera setelah suhu menjadi cukup tinggi. Pembibitan dalam ruangan tersedia dengan kapasitas 1.000-2.000 PL / m³, tergantung pada apakah substrat digunakan atau tidak. Pembibitan luar ruangan dapat diisi dengan PL yang baru bermetamorfosis atau dengan benih dari pembibitan dalam ruangan. Biasanya, tingkat penebaran adalah 1000 / m ² PL, 200 / m ² juvenil kecil (0,02 g) atau 75 / m ² dari 0,3-0,4 g juvenil, tetapi peningkatan kepadatan dimungkinkan jika substrat digunakan.

Teknik Pertumbuhan

Udang air tawar dipelihara di berbagai kandang air tawar, termasuk tangki, parit irigasi, keramba, kandang, waduk, dan perairan alami; bentuk yang paling umum adalah kolam dari tanah. Metode pemeliharaan normal terdiri dari berbagai kombinasi sistem "kontinu" yang sebelumnya digunakan (kolam dioperasikan tanpa batas waktu, dengan pemusnahan dan penyetokan ulang secara teratur) dan sistem "batch" (tebar tunggal, panen tunggal); ini dikenal sebagai "sistem gabungan". Sebagian besar sistem melibatkan monokultur, tetapi polikultur udang air tawar dengan ikan bersirip dan terkadang krustasea lain juga terjadi, terutama di Cina (dengan ikan mas). Integrasi budidaya udang air tawar dengan produksi tanaman juga terjadi (biasanya di Vietnam).

Kepadatan tambak di monokultur tropis sangat bervariasi. Dalam sistem pemeliharaan yang luas (biasanya memproduksi <500 kg / ha / th), PL atau remaja muda yang ditebar di 1-4 / m "> ; sistem semi intensif (memproduksi 500-5 000 kg / ha / th) yang ditebar di 4-20 PL atau muda remaja / m  . Jarang, beberapa sistem intensif kecil juga ada, yang menyimpan> 20 / m² untuk mencapai> 5.000 kg / ha / tahun. Di daerah beriklim sedang dengan kesempatan pemeliharaan terbatas, sekitar 5-10 PL / m² atau 4 benih / m²; level dapat ditingkatkan dengan adanya substrat.

Udang diberi pakan komersial atau pakan "buatan tambak", yang terakhir berupa pakan tunggal atau campuran bahan, sering diekstrusi melalui penambang dan diberi makan lembab atau (biasanya) setelah dijemur. Makanan dengan 5 persen lipid dan 30-35 persen protein adalah hal yang biasa dan FCR 2: 1 atau 3: 1 dicapai dengan diet kering. Tingkat pertumbuhan rata-rata bergantung pada banyak faktor, terutama cara pengelolaan HIG jantan. Tingkat pertumbuhan SM terhambat oleh kehadiran jantan BC; dalam ketidakhadiran mereka SM bermetamorfosis menjadi OC dan akhirnya menjadi jantan BC. Dengan demikian, cara pengelolaan kolam pembesaran (misalnya, frekuensi pemusnahan udang besar, kebanyakan jantan) memengaruhi produktivitas total.

Teknik pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan secara total (dalam pemeliharaan "batch") atau sebagian (dalam pemeliharaan "berkelanjutan" atau "gabungan"). Panen total dicapai dengan pengurasan gravitasi atau pembuangan air melalui pemompaan, sementara jaring pukat digunakan untuk pemusnahan hewan yang lebih besar secara teratur. Ukuran jaring simpul terbentang 1,8 cm digunakan untuk memanen udang kecil dan dari 3,8-5,0 cm untuk udang besar. Waktu dan frekuensi panen bergantung sepenuhnya pada volume dan karakteristik (ukuran hewan) permintaan pasar.

Penanganan dan pemrosesan

Penanganan yang hati-hati sangat penting sejak panen untuk memastikan produk berkualitas baik. Udang air tawar cenderung "lembek" jika tidak ditangani dan diproses dengan benar. Pertama, penting untuk mencegah udang hancur selama panen. Kedua, jika tidak akan dijual hidup-hidup, mereka harus segera dibunuh dalam campuran air dan es pada 0 ° C (di tepi kolam), dan dicuci dengan air keran yang mengandung klor. Udang untuk dijual hidup dapat diangkut dengan air soda pada suhu 20-22 ° C. Udang yang dijual segar tidak boleh disimpan di atas es selama lebih dari 3 hari. Udang yang akan dijual beku harus dibekukan dengan cepat pada suhu -10 ° C (tidak hanya ditempatkan di freezer "rumah tangga") dan disimpan pada suhu -20 ° C atau lebih rendah.

Penyakit dan tindakan pengendalian

Masalah penyakit utama yang mempengaruhi Macrobrachium rosenbergii umumnya terjadi karena pengolahan air yang buruk, peternakan yang buruk, kepadatan penduduk, sanitasi yang buruk, dan prosedur karantina yang tidak ada atau tidak memadai. Langkah-langkah untuk menanggulangi masalah ini disebut sebagai perbaikan peternakan (IH) dalam tabel di bawah ini, yang mencatat beberapa penyakit yang lebih penting. Dalam beberapa kasus, antibiotik dan obat-obatan lain telah digunakan dalam pengobatan tetapi pencantumannya dalam tabel ini tidak menyiratkan adanya rekomendasi.

PENYAKITAGENTIPESINDROMAPENGUKURAN
MMV (Macrobrachium Muscle Virus)Virus mirip parvoVirusJaringan yang terinfeksi menjadi buram, dengan nekrosis progresif; mempengaruhi remajaAKU H
WSBV (White spot Syndrome BaculoVirus)BaculovirusVirusBintik putih; >mempengaruhi remajaAKU H
Penyakit virus yang tidak disebutkan namanyaNodavirusVirusEkor keputihan; mempengaruhi larvaAKU H
Bintik hitam; bercak coklat; penyakit cangkangVibrio; Pseudomonas; AeromonaBakteriLesi melanisasi; mempengaruhi semua tahap kehidupan, tetapi lebih sering diamati pada remaja & dewasaAKU H; asam oksolinat; nifurpurinol
Nekrosis bakteriPseudomonas; LeucothrixBakteriMirip dengan bercak hitam tetapi hanya menyerang larva, terutama stadium IV & VAKU H; nifurpurinol; eritromisin; penisilin-streptomisin; kloramfenikol
Sindrom larva bercahayaVibrio harveyiBakteriLarva mati & mati bercahayaAKU H; kloramfenikol; furazolidone.dll
Penyakit postlarval putihRickettsiaBakteriLarva putih terutama stadium IV dan V.AKU H; oxytetracycline; furazolidone; jeruk nipis, sebelum ditebar
Infeksi jamur tanpa namaLagenidiumJamurJaringan mitos yang luas terlihat melalui kerangka luar larvaAKU H; trifluralin; merthiolate
Infeksi jamur tanpa nama (sering dikaitkan dengan IMN - lihat di bawah)Fusarium solaniJamurInfeksi sekunder; mempengaruhi orang dewasaAKU H
Infeksi jamur tanpa namaDebaryomyces hansenii; Metschnikowia bicuspidataJamurJaringan otot kekuningan, keabu-abuan atau kebiruan pada remajaAKU H
Infestasi protozoaZoothamnium; Epistylis; Vorticella; Opercularia; Vaginicola; Acineta; Podophyra; dll.ProtozoaParasit eksternal yang menghambat berenang, makan dan rontok bulu; mempengaruhi semua tahap kehidupanAKU H; formalin; merthiolate; algisida berbasis tembaga
IMN (Nekrosis Otot Idiopatik)penyakit lingkunganTidak diketahuiWarna keputihan pada jaringan lurik pada ekor dan pelengkap; bila sudah lanjut, area nekrotik bisa menjadi kemerahan; mempengaruhi semua tahap kehidupanAKU H
MCD (Penyakit Siklus Menengah)etiologi yang belum ditentukanTidak diketahuiKelesuan; berenang spiral; mengurangi makan dan pertumbuhan; warna tubuh abu-abu kebiruan; mempengaruhi larva, terutama stadium VI dan VIIAKU H; desinfeksi tempat penetasan
EED (Exuvia Entrapment Disease), terkadang dikenal sebagai MDS (Moult Death Syndrome)etiologi yang belum ditentukanPenyebab tidak diketahui tetapi mungkin banyak, termasuk kekurangan nutrisiCacat terlokalisasi; kegagalan untuk menyelesaikan moulting; mempengaruhi tahap akhir larva; juga terlihat pada postlarvae, remaja & dewasaAKU H; pengayaan makanan

Dalam beberapa kasus, antibiotik dan obat-obatan lain telah digunakan dalam pengobatan tetapi pencantumannya dalam tabel ini tidak menyiratkan rekomendasi FAO.

Praktek akuakultur yang bertanggung jawab

Kultur Macrobrachium spp. kecil kemungkinannya untuk menimbulkan dampak yang merugikan karena udang air tawar tidak dapat dipelihara dengan kepadatan setinggi yang biasa digunakan dalam budidaya udang laut. Produktivitas umumnya lebih rendah, pengelolaan kurang padat karya, dan potensi penyalahgunaan atau pemborosan sumber daya minimal, dan (tidak seperti budidaya udang laut di pedalaman) pembesaran Macrobrachium tidak membuat tanah pertanian asin. Dampak negatif spesifik dari budidaya M. rosenbergii terhadap lingkungan belum didokumentasikan. Kepatuhan pada Kode Etik FAO untuk Perikanan yang Bertanggung Jawab akan memastikan bahwa itu tetap berkelanjutan dan bertanggung jawab. Ini sangat cocok untuk bisnis kecil keluarga jangka panjang, dapat dilakukan oleh nelayan yang relatif tidak terampil dan masyarakat pedesaan, menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi oleh semua kelas sosial,dan setuju untuk diintegrasikan dengan produksi tanaman.

Sumber : thefishsite.com